JAKARTA - Penyelenggaraan acara Jakarta Rock Fest Japan yang seharusnya digelar pada 4 Februari besok batal digelar. Hal ini karena secara sepihak  promotor acara PT. Filharmoni Adiwangsa Tunggal membatalkan penyelenggaraan konser musik tersebut.

Atas pembatalan itu tentu saja merugikan pihak PT. Fillmore Far East sebagai booking agent beberapa artis Jepang yang akan didatangkan dalam acara ini.

"Pembatalan ini mengecewakan saya,"kata CEO PT. Fillmore Far East, Ki Jin Eun, di Jakarta, Jum'at (3/2/2012).

Jakarta Rock Fest Japan 2012 ini seharusnya menampilkan band Indonesia seperti /rif, J-Rocks, dan Garasi. Juga menampilan dand Jepang seperti Show-Ya, Alliance dan solois heavy metal, Enzo Sakamoto.

"Yang paling kritis tiket penerbangan bagi 39 orang kru dan artis dari Jepang juga belum dibayarkan, bahkanhotel tempat para artis akan menginap di Jakarta juga belum bisa mereka konfirmasi hingga kemarin,"sebutnya.

Pembatalan ini, menurutnya telah memojokan posisi perusahaannya dan promotor acara tidak pernah memberitahukan ke publik bahwa acara ini mereka batalkan. Selain itu, situs www.jakartarockfest.com langung mereka tutup tanpa ada pemberitahuan.

"Ini membuat para pembeli tiket bingung atas uang mereka dan promotor belum melakukan tindakan apapun mengenai refunding tiket," sebutnya.

"Banyak juga pembeli yang justru menanyakan refunding tiket kepada pihak kami," sesalnya.

Pihak artis Jepang, lanjut Ki, juga meminta pertanggungjawaban ganti rugi damage and loss sebesar Rp 1,4 milyar.

"Dengan adanya pembatalan dari promotor tapi tidak menyatakan ke publik pihak Jepang juga khawatir akan adanya fraud case dalam acara ini," ungkapnya.

Sedangkan Kuasa hukum PT. Fillmore Far East Johnson Siregar mengatakan pihaknya masih menunggu niat baik PT. Filharmoni Adiwangsa Tunggal untuk penyelesaian kontrak kerjasama dalam penyelenggaraan Jakarta Rock Fest Japan tersebut.

"Kita akan gugatan hukum jika memang tidak sesuai dengan hak dan kewajiban sebagaimana di surat kontrak," kata Johnson.

Johnson masih memberikan toleransi untuk pihak promotor menyelesaikan masalah ini. Ia yakin PT. Filharmoni Adiwangsa Tunggal masih mempunyai itikad untuk menyelesaikannya.

"Kita sudah bicara dua kali dengan mereka mungkin sedang menunggui lawyernya untuk bicara dengan kami,"sebutnya.

Sedangkan untuk rencana pelaporan kepada pihak kepolisian masih belum dilakukan karena pihaknya masih akan mempelajarinya.

"Kita dulu, apakah memang ada unsur pidananya tapi kalau berdasarkan kontrak kayaknya kita sudah punya hak untuk melakukan itu," pungkasnya. (Iman Rosidi (Sindo Radio)/Sindoradio/tre)